PDUI Sulsel Perkuat Program Sekolah Sehat, Gelar TOT bagi Guru UKS

Suaraindonesiaku.com, MAKASSAR– Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sulawesi Selatan menyelenggarakan Training of Trainers (ToT) bagi 40 guru Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Kota Makassar. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah-sekolah dasar melalui para guru yang berperan sebagai pendidik dan penggerak di lingkungan sekolah. Kegiatan yang diadakan di kantor Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Jalan Topaz, Panakukang, Makassar ini bekerja sama dengan Lifebuoy. Para peserta menerima materi langsung dari dokter ahli dalam bidang kesehatan masyarakat, yang diharapkan mampu meningkatkan kesadaran guru dan siswa akan pentingnya PHBS dalam mencegah penyebaran penyakit menular di kalangan anak-anak. Ketua Panitia, dr. Elvira Dpdk, menjelaskan bahwa program ini akan menjadikan Kota Makassar sebagai pilot project untuk program sekolah sehat di Indonesia. “Para guru sekolah dasar di Makassar ini menjadi proyek percontohan dalam upaya menciptakan sekolah sehat bersama siswanya,” ujar dr. Elvira di Gedung Graha IDI Makassar, Jumat (15/11/2025). Menurut dr. Elvira, siswa sekolah dasar termasuk kelompok yang rentan terhadap penyakit menular. “Kami ingin memberikan pemahaman kepada guru UKS tentang bahaya penyakit menular pada anak-anak SD, yang rentan terhadap infeksi dan penyebaran penyakit. Oleh karena itu, edukasi tentang pentingnya PHBS, termasuk cuci tangan pakai sabun, sangatlah penting,” jelasnya. Selain edukasi, para guru juga akan didampingi selama 21 hari untuk memastikan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah. Selama masa pendampingan ini, mereka akan dibekali dengan peralatan yang mendukung kebersihan, termasuk sabun untuk mencuci tangan. “Kami tahu bahaya dari penyakit menular seperti flu, ISPA, cacar, hingga diare. Maka dari itu, kami memberikan edukasi dan pendampingan selama 21 hari agar PHBS benar-benar diterapkan,” tambah dr. Elvira. PDUI Sulsel juga akan melakukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan keberlanjutan program ini. “Monitoring akan dilakukan selama 21 hari, dan kegiatan ini akan berkelanjutan. Program ini akan berlanjut ke kota-kota lain di Indonesia, dengan Jakarta sebagai kota terakhir,” ungkapnya. Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PDUI, dr. Taufan Ikhsan Tuarita, MH, serta dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, H. Iqbal Najamuddin, SE, Kepala Cabang Disdik Wilayah 1 Makassar-Maros, Asqar SE.MM, dan Sekretaris Umum PDUI Sulawesi Selatan, dr. Muh Aditya Manulusi. Program ToT ini menjadi langkah strategis untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan bersih, yang diharapkan dapat diterapkan secara konsisten dan meluas ke seluruh wilayah Indonesia.
Penyuluhan Kesehatan di Kabupaten Maros, Upaya Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang SWAMEDIKASI

Suaraindonesiaku.com, Maros, 19 Oktober 2024 – Dalam rangka memberikan edukasi kepada masyarakat tentang swamedikasi, Program Studi S3 Ilmu Kedokteran Universitas Hasanuddin bekerja sama dengan Puskesmas Simbang dan Apotek Bantimurung Farma mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertempat di Puskesmas Simbang pada tanggal 19 Oktober 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat setempat dan tenaga kesehatan. Kegiatan pengabdian ini berupa pemberian materi penyuluhan oleh ibu Dr. Ayun Dwi Astuti, S.Si., Apt., yang merupakan dosen di Fakultas Kedokteran Unhas, tentang gejala penyakit yang dapat diobati sendiri (swamedikasi) dan yang perlu ke dokter terlebih dahulu. Tema ini diangkat untuk mengatasi masalah di masyarakat setempat yang lebih memilih menangani semua penyakitnya dengan membeli obat langsung di apotek tanpa memeriksakan diri ke dokter. Selain pemberian materi, dilakukan juga sesi tanya jawab yang diikuti dengan antusias oleh peserta. Kegiatan penyuluhan ini merupakan bagian dari salah satu tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan secara rutin untuk menjangkau lebih banyak warga melalui kolaborasi dengan instansi pemerintah dan non pemerintah di berbagai daerah khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan kesehatan. Dengan adanya penyuluhan ini, diharapkan masyarakat dapat memperoleh pengetahuan dan peningkatan kesadaran dalam mengobati diri sendiri secara efektif, efisien, dan aman.
Klinik Syamsinar FKRTL Pertama di Kabupaten Maros Lakukan Uji Coba Face Recognition Integrated System (FRISTA)

Suaraindonesiaku.com, Maros – Klinik Syamsinar, sebagai Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) pertama di Kabupaten Maros, melakukan uji coba Face Recognition Integrated System in Hospital (FRISTA) yang diperkenalkan oleh BPJS Kesehatan. Uji coba ini dilaksanakan setelah pertemuan antara BPJS Kesehatan dan Seluruh FKRTL Cabang Makassar pada tanggal 26 September 2024 di Hotel Gammara. Sistem FRISTA merupakan inovasi dalam layanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam proses verifikasi identitas pasien. Dengan menggunakan teknologi pengenalan wajah, sistem ini memungkinkan pelayanan kesehatan yang lebih cepat dan akurat. Hal ini diharapkan dapat mengurangi antrian, meminimalkan kesalahan identifikasi pasien, serta meningkatkan pengalaman pasien selama berkunjung ke klinik. Pada tanggal 27 September 2024, Klinik Syamsinar segera melaksanakan uji coba sistem ini. Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Klinik, TIM IT dan Manajemen Klinik yang memberikan pendampingan dan evaluasi terhadap penerapan teknologi tersebut. Uji coba ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi faskes-faskes lain di Kabupaten Maros dan sekitarnya. Direktur Klinik Syamsinar, dr. Muh Aditya Manulusi, menyatakan, “Kami sangat antusias menjadi yang pertama di Maros dalam menerapkan teknologi ini. Kami percaya bahwa dengan menggunakan FRISTA, kami dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien. Ini adalah langkah maju dalam mewujudkan sistem kesehatan yang lebih modern dan efisien.” Kepala Cabang BPJS Maros, Nurbaya Basmar juga memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif implementasi FRISTA ini. Menurut perwakilan BPJS Kesehatan dr. Roy Yusuf Anwar, penggunaan teknologi modern dalam sektor kesehatan adalah kunci untuk meningkatkan kualitas layanan. “Kami berharap uji coba ini dapat berjalan sukses bagi FKRTL BPJS Cabang Makassar dan memberikan dampak positif bagi masyarakat peserta JKN-KIS. Kami akan terus memantau perkembangan dan memberikan evaluasi untuk perbaikan ke depannya,” ujarnya. Uji coba FRISTA di Klinik Syamsinar menjadi langkah penting dalam transformasi digital pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya di daerah-daerah. Diharapkan, inovasi ini dapat diimplementasikan secara lebih luas, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya dalam pelayanan kesehatan yang lebih baik, cepat, dan efisien. Dengan langkah ini, Klinik Syamsinar tidak hanya berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung program BPJS Kesehatan dalam modernisasi sektor kesehatan. Semoga uji coba ini dapat berjalan lancar, segera di implementasikan dan memberikan inspirasi bagi faskes-faskes lainnya.