suaraIndonesiaku,com.Makassar – Paguyuban motor Yamaha terbesar di wilayah Sulawesi Selatan dan Barat, Yamaha Riders Federation Indonesia (YRFI) Sulselbar, mengungkapkan kekecewaannya karena tidak dilibatkan dalam agenda tahunan bergengsi Maxi Yamaha Day 2025. Padahal, acara ini dikenal sebagai perayaan akbar komunitas pengguna motor Yamaha dari berbagai penjuru Indonesia.
Event yang secara konsisten digelar setiap tahun oleh pihak Yamaha Indonesia ini dijadwalkan berlangsung pada 19 Juli 2025 mendatang di kawasan wisata Hutan Pinus Malino, Kabupaten Gowa, yang dikenal sebagai salah satu destinasi favorit di Sulawesi Selatan. Namun, pelaksanaan tahun ini mencatat momen yang cukup ironi karena bersamaan dengan peringatan satu dekade penyelenggaraan Maxi Yamaha Day, justru YRFI Sulselbar—yang menaungi sedikitnya 564 klub motor Yamaha dari berbagai varian dan daerah—tidak diikutsertakan baik dalam tahap perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan.
Ketua YRFI Sulselbar, Joan Andalus, saat ditemui oleh tim redaksi suaraIndonesiaku di salah satu warkop kawasan Jl. Veteran, Makassar, pada Jumat (4/7/2025), mengungkapkan rasa kecewanya atas sikap eksklusif yang ditunjukkan oleh pihak penyelenggara.
“Sampai hari ini kami belum menerima undangan, informasi, atau komunikasi apapun dari pihak penyelenggara terkait pelibatan YRFI Sulselbar dalam Maxi Yamaha Day. Padahal secara struktur, YRFI adalah bagian integral dari komunitas Yamaha di daerah. Kami selalu aktif dan turut mendukung berbagai kegiatan Yamaha, bahkan sebelum era Maxi Yamaha dimulai,” ujar Joan.
Ia juga menambahkan bahwa absennya pelibatan YRFI dalam perhelatan sebesar ini tentu menimbulkan tanda tanya besar di kalangan komunitas. Sebab, selama ini YRFI memiliki rekam jejak yang sangat positif dalam hal partisipasi, pengorganisasian, hingga pengawalan kegiatan Yamaha di wilayah Timur Indonesia.
“Kami tidak mempermasalahkan siapa yang menggelar atau pihak mana yang ditunjuk sebagai panitia lokal. Tapi alangkah baiknya jika ada komunikasi yang terbuka dan menghargai kontribusi komunitas seperti YRFI yang sudah eksis dan aktif selama lebih dari satu dekade di Sulselbar,” tambahnya.
Situasi ini menurutnya bukan hanya menyangkut soal partisipasi dalam sebuah event, tetapi menyangkut semangat kebersamaan dan rasa memiliki terhadap brand Yamaha itu sendiri, yang selama ini terjaga dengan baik lewat sinergi antara komunitas dan korporasi.
Joan juga berharap agar pihak Yamaha Indonesia melakukan klarifikasi secara terbuka dan mengevaluasi model komunikasi serta pendekatan terhadap komunitas di daerah. “Kami berharap ini tidak menjadi preseden buruk dalam pembinaan komunitas di masa depan. Komunitas bukan sekadar peserta acara, tapi mitra loyal yang membangun ekosistem Yamaha secara organik di lapangan,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak penyelenggara Maxi Yamaha Day 2025 belum memberikan tanggapan resmi terkait pernyataan dari YRFI Sulselbar.