Demi Menjamin Keamanan Peserta Didik, Disdik Keluarkan Edaran Belajar Daring Sementara Waktu

Suaraindonesiaku.com, SINJAI – Pemerintah Kabupaten Sinjai melalui Dinas Pendidikan resmi mengeluarkan surat edaran terkait pelaksanaan pembelajaran daring untuk seluruh satuan pendidikan jenjang PAUD, SD, dan SMP mulai 1 hingga 4 September 2025. Langkah ini menyusul adanya imbauan Gubernur Sulsel Nomor 338/12640/Disdik tertanggal 31 Agustus 2025, mengingat meningkatnya aksi demonstrasi dibeberapa daerah. Dalam surat edaran bernomor 100.3.4.4/04.5439/Disdik, Kepala Dinas Pendidikan Sinjai, Irwan Suaib menegaskan bahwa kebijakan ini diambil untuk menjaga keamanan dan ketertiban umum. “Pelaksanaan pembelajaran agar dilaksanakan secara daring mulai tanggal 1 s.d. 4 September 2025. Guru dan tenaga kependidikan tetap melaksanakan tugas pembelajaran secara optimal serta memastikan peserta didik aktif belajar secara daring,” bunyi edaran tersebut. Selain itu, Kepala Satuan Pendidikan juga diminta untuk memantau jalannya pembelajaran daring sekaligus menjaga agar kondisi sekolah tetap aman dan kondusif. Disdik Sinjai juga menegaskan bahwa kebijakan ini hanya bersifat sementara hingga kondisi di lapangan dinyatakan kondusif. Ketentuan lebih lanjut akan diinformasikan kemudian sesuai perkembangan situasi.
Muslimah Wahdah Islamiyah Sinjai Gelar Tasyakuran Dirosa, Bupati Apresiasi Program Peningkatan Bacaan Al-Qur’an

Suaraindonesiaku.com, SINJAI – Muslimah Wahdah Islamiyah Kabupaten Sinjai menggelar Tasyakuran Dirosa di Auditorium Andi Azikin, Jalan Persatuan Raya Sinjai, Minggu (31/08/2025) pagi. Kegiatan ini diikuti ratusan ibu-ibu yang selama ini mengikuti program pembelajaran Al-Qur’an melalui metode Dirosa atau Pendidikan Al-Qur’an Orang Dewasa. Pada kegiatan tersebut, Bupati Sinjai Hj. Ratnawati Arif turut hadir membersamai. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi dan dukungan pemerintah daerah terhadap program tersebut. Menurutnya, Dirosa memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya kaum ibu, dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an. “Program Dirosa ini sangat bermanfaat karena membantu ibu-ibu memperbaiki bacaan Al-Qur’an. Pemerintah daerah tentu sangat mendukung upaya seperti ini,” ujarnya. Kegiatan tasyakuran ini sekaligus menjadi momentum silaturahmi dan penguatan komitmen Muslimah Wahdah Islamiyah Sinjai dalam mendorong peningkatan literasi Al-Qur’an di kalangan masyarakat. Dengan mengusung tema “Rajut Hari dengan Al-Qur’an Raih Keberkahan”, acara Tasyakuran Dirosa ini menghadirkan Ustadzah Rosniar sebagai pemateri. Ia merupakan daiyah dan trainer Muslimah Wahdah Islamiyah Kabupaten Sinjai
Rapat Kerja Wilayah II Lafkespri Korwil Sulawesi Selatan Digelar di Makassar

Suaraindonesiaku.com, Makassar – Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Primer (Lafkespri) Korwil Sulawesi Selatan sukses menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) ke-2 yang berlangsung di Hotel Claro, Makassar. Mengusung tema “Membangun Ekosistem Akreditasi yang Adaptif dan Berkelanjutan di Sulawesi Selatan”, kegiatan ini dihadiri oleh 52 surveior dari total 65 surveior Puskesmas dan Klinik Lafkespri yang bertugas di wilayah Sulsel, Sabtu (30/08/2025) Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Umum Lafkespri Pusat, Dr. Drs. Chazali H. Situmorang, Apt., serta Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. dr. Ishaq Iskandar, MH, M.Kes, yang memberikan apresiasi atas kontribusi Lafkespri di wilayah ini. “Selama periode 2023 hingga 2024, Lafkespri telah mengakreditasi sekitar 30 persen Puskesmas dan 48 persen Klinik yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan di Sulawesi Selatan. Capaian ini membuktikan tingkat kepercayaan tinggi fasilitas kesehatan terhadap kinerja surveior Lafkespri,” ujar Dr. Ishaq dalam sambutannya. Rakerwil yang rutin digelar setiap tahun ini menjadi ajang evaluasi kinerja kepengurusan selama setahun terakhir sekaligus forum untuk menyusun program strategis untuk satu tahun ke depan. Ketua Korwil Lafkespri Sulsel menyampaikan bahwa ke depan, penguatan kapasitas surveior akan menjadi prioritas agar mampu menjawab kebutuhan fasilitas kesehatan sekaligus mengikuti perkembangan regulasi terbaru dari Kementerian Kesehatan. Selain rapat kerja dan diskusi internal, kegiatan ini juga menghadirkan sesi materi pemahaman akreditasi terkait integrasi layanan primer per klaster, yang disampaikan oleh dr. Cornelius Tjahjono. Dalam sambutannya, Ketua Umum Lafkespri Pusat, Dr. Chazali Situmorang, mengapresiasi kualitas kegiatan ini. “Diskusi, rekomendasi, dan saran yang dihasilkan pada Rakerwil ini akan menjadi bahan penting untuk Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lafkespri yang akan diselenggarakan pada Oktober 2025 di Jakarta,” ujarnya. Dengan terselenggaranya Rakerwil II ini, diharapkan Lafkespri Sulawesi Selatan semakin siap membangun ekosistem akreditasi yang adaptif, berkelanjutan, dan mampu menjawab tantangan pelayanan kesehatan primer di masa depan.
Api di Jalan, Abu di Hati Rakyat

Opini Oleh: Dr. A. Hasdiansyah, M.Pd., M.A Universitas Muhammadiyah Parepare Suaraindonesiaku.com — Gelombang demonstrasi yang melanda beberapa kota dalam beberapa hari terakhir kembali memperlihatkan wajah buram bangsa ini. Jalanan yang dipenuhi massa berujung ricuh, gedung DPRD di Makassar hangus terbakar, sejumlah kantor pemerintah dirusak, bahkan kendaraan ikut jadi sasaran amarah. Di balik kobaran api, kita menyaksikan sesuatu yang jauh lebih serius: abu di hati rakyat yang telah lama menumpuk, kini ditiup angin ketidakadilan. Kemarahan itu jelas bukan lahir dalam ruang hampa. Ia meledak dari rentetan kebijakan dan sikap penguasa yang semakin kehilangan empati. Ketika DPR secara vulgar mengusulkan penambahan tunjangan bagi anggotanya, publik hanya bisa mengernyit: di tengah ekonomi rakyat yang seret, wakil mereka justru sibuk menambah kenyamanan hidup sendiri. Padahal, gaji pokok anggota DPR “hanya” Rp 4,2 juta per bulan, tetapi tunjangan yang melekat bisa mencapai lebih dari Rp 60 juta—dari tunjangan kehormatan, komunikasi, rumah dinas, listrik, hingga perjalanan dinas (Tempo, 2024; Detik, 2024). Ironinya, gedung yang seharusnya menjadi simbol aspirasi rakyat malah terasa seperti menara gading. Jarak antara rakyat dan wakilnya bukan sekadar angka survei kepercayaan, tapi jurang yang makin dalam. Di sisi lain, brutalitas aparat kembali menorehkan luka. Seorang pengemudi ojek online menjadi korban tabrakan polisi, yang hanya menambah panjang daftar peristiwa kelam aparat melawan warga sipil. Bukannya melindungi, mereka justru kerap melukai. Alih-alih menegakkan hukum, aparat tampil sebagai mesin kekerasan yang mematikan simpati. Namun, di tengah luka itu, rakyat sendiri sedang bergulat dengan kenyataan ekonomi yang kian menghimpit. Badan Pusat Statistik mencatat garis kemiskinan nasional pada Maret 2025 adalah Rp 609.160 per kapita per bulan, yang berarti rata-rata rumah tangga miskin (4,7 orang) hidup dengan pengeluaran di bawah sekitar Rp 2,88 juta per bulan Persentase penduduk miskin tercatat 8,47% atau sekitar 23,85 juta orang, meski merupakan angka terendah dalam dua dekade (Badan Pusat Statistik Indonesia). Ironisnya, walau ada penurunan kemiskinan di perdesaan, kemiskinan di perkotaan justru meningkat menjadi 6,73% dari sebelumnya 6,66%. Kesenjangan ini memperlihatkan jurang yang nyata: rakyat berjuang dengan penghasilan terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak, sementara wakil mereka menikmati fasilitas fantastis dari uang negara. Perbedaan yang mencolok inilah yang melahirkan ketidakpercayaan dan rasa ketidakadilan yang makin dalam. Rasa frustrasi itu kemudian tumpah ke jalan, mencari saluran ekspresi yang sering kali tidak tersedia dalam ruang politik formal. Ironisnya, demonstrasi yang seharusnya menjadi katalis sosial justru kerap berakhir sebagai ledakan tanpa arah. Tanpa narasi ideologis dan platform gagasan yang kuat, amarah massa mudah berubah menjadi kerusuhan destruktif. Dalam situasi seperti itu, penguasa dengan gampang menstigma gerakan rakyat sebagai “anarki,” sambil tetap membiarkan akar persoalan—ketidakadilan struktural, tunjangan berlebihan, dan kultur represif tidak tersentuh. Di titik ini kita menyaksikan krisis berlapis. Pertama, krisis keadilan, ketika penderitaan rakyat diabaikan sementara elit merayakan kemewahan. Kedua, krisis legitimasi, ketika Polri semakin dicurigai bukannya dihormati. Ketiga, krisis gerakan, ketika rakyat yang marah kehilangan arah sehingga energi politik mereka habis dalam kemarahan sesaat tanpa menghasilkan perubahan berarti. Sialnya, pemerintah pusat pun tidak banyak memberi harapan. Alih-alih meredam ketegangan dengan kebijakan yang solutif, pemerintah lebih sering melontarkan pernyataan normatif. Dalam konteks kerusuhan, sikap diam seperti itu dipahami publik sebagai bentuk pembiaran. Sementara rakyat tahu, akar masalah adalah kesenjangan ekonomi, perilaku arogan DPR, hingga kekerasan aparat masih berdiri kokoh tanpa pembenahan. Ini tentu bukan pembenaran terhadap kerusuhan dan perusakan. Gedung yang terbakar memang bisa dibangun kembali, tetapi kerusakan kepercayaan publik jauh lebih sulit dipulihkan. Api di jalan hanyalah manifestasi amarah, bukan jawaban atas persoalan. Jika hanya dipadamkan dengan gas air mata dan barisan aparat, peredamannya pasti bersifat sementara, sementara bara ketidakadilan terus menggerogoti. Untuk keluar dari lingkaran destruktif ini, dibutuhkan sinergi langkah konkret. Pertama, DPR harus menghentikan obsesi terhadap tunjangan. Sulit berharap rakyat percaya kepada wakilnya jika mereka justru sibuk menumpuk fasilitas. Kedua, Polri harus melakukan reformasi nyata: aparat mesti tampil sebagai pelindung, bukan penebar trauma. Kekerasan harus dibalas dengan sanksi tegas, bukan disembunyikan di balik seragam. Ketiga, pemerintah wajib memulihkan keadilan sosial, bukan sekadar dengan retorika, tetapi dengan tindakan nyata: menstabilkan harga kebutuhan pokok, melindungi pekerja informal seperti ojol, dan memastikan layanan publik yang bermartabat. Masyarakat sipil juga punya peran penting. Dialog sosial dan gerakan publik harus diarahkan kembali ke jalan gagasan, bukan sekadar ledakan emosi. Gerakan yang berangkat dari visi, ideologi, dan narasi yang jelaslah yang dapat menyalakan perubahan sistemik, bukan sekadar meninggalkan bara kerusuhan. Api mungkin bisa membakar gedung, tetapi hanya gagasan yang dapat membakar kesadaran dan memaksa sistem berubah. Jika energi rakyat dialihkan menjadi gerakan intelektual yang terarah, penguasa tak lagi bisa bersembunyi di balik kursi empuk atau seragam aparat. Hari-hari ini kita belajar satu hal penting: bangsa ini tidak kekurangan amarah, melainkan kekurangan arah. Jika api jalanan terus dipadamkan tanpa menyentuh bara di hati rakyat yang hidup dengan segala kekurangan sementara wakilnya menerima puluhan juta rupiah, maka cepat atau lambat abu itu akan ditiup angin sejarah. Dan ketika api berikutnya menyala, ia bisa lebih besar, lebih sulit dipadamkan, dan mungkin membakar lebih dari sekadar gedung.
Beredar SS Postingan Bernada Provokatif, Muh Syawal Aidul: “Minta Maaf Akun Saya Dihack”

Suaraindonesiaku.com, Makassar — Pengguna Media Sosial IG, Muh Syawal Aidul Fitri, mengaku sangat kaget dengan beredarnya Screen Shoot Story Instagram pribadinya yang bernada provokatif. Hal itu disampaikan kepada media melalui sambungan telepon WA, Sabtu, (30/08/25). Syawal mengaku bahwa dirinya tidak pernah membuat atau memposting hal yang berbau provokatif seperti yang telah beredar di beberapa grup media sosial. “Saya kaget, tiba-tiba dihubungi oleh teman, kemudian menanyakan perihal story Instagram saya, setelah saya dihubungi kemudian saya membuka Aplikasi IG saya, tetapi sudah tidak bisa diakses,” tuturnya saat dihubungi oleh media Untuk itu, Pemuda yang aktif di beberapa organisasi kepemudaan ini, meminta maaf kepada publik atas kejadian ini, dan memastikan bahwa kejadian tersebut bukan atas nama dirinya, tetapi orang yang tidak bertanggungjawab. “Saya atas nama pribadi, meminta maaf atas kejadian ini, tetapi saya pastikan ini bukan dari saya, melainkan orang yang tidak bertanggungjawab,” lanjutnya. Syawal juga menghimbau kepada publik agar tidak termakan isu-isu negatif, terprovokasi dan tetap menjaga kesatuan dan persatuan di kota Makassar.
Bupati dan Wabup Sinjai Ikuti Rakor Virtual Bersama Gubernur Sulsel Terkait Situasi Keamanan

Suaraindonesiaku.com, SINJAI – Bupati Sinjai, Hj. Ratnawati Arif mengikuti rapat koordinasi yang digelar Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, pada Sabtu (30/08/2025). Rapat yang digelar secara virtual melalui zoom ini juga diikuti Wakil Bupati Sinjai Andi Mahyanto Mazda, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dan Sekretaris Daerah Andi Jefrianto Asapa dari Gedung Command Center Rujab Bupati Sinjai. Pada rapat tersebut membahas langkah-langkah antisipasi menyikapi dinamika sosial yang ditandai dengan aksi demonstrasi di sejumlah daerah. Dalam arahannya, Gubernur Andi Sudirman menekankan pentingnya memperhatikan pengamanan di beberapa titik, termasuk kantor pemerintahan dan objek vital lainnya. Ia juga meminta pemerintah kabupaten/kota segera menyusun langkah antisipasi yang sesuai dengan kondisi terkini di wilayah masing-masing. Hal ini menurutnya guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan
Konfercab PGRI Sinjai Timur Dorong Transformasi Organisasi Menuju Indonesia Emas 2045

Suaraindonesiaku.com, SINJAI – Konferensi Cabang (Konfercab) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Sinjai Timur berlangsung di SDN 84 Mangarabombang, Kelurahan Samataring, Sabtu (30/8/2025). Kegiatan ini dibuka Ketua PGRI Kabupaten Sinjai, Andi Jefrianto Asapa, dan menjadi momentum penting bagi para pendidik di Sinjai Timur untuk merumuskan arah kebijakan dan program kerja PGRI yang relevan dengan tantangan zaman. Ketua PGRI Kabupaten Sinjai, Andi Jefrianto Asapa, dalam sambutannya menegaskan bahwa PGRI bukan sekadar organisasi profesi, tetapi juga garda terdepan dalam perjuangan peningkatan kualitas pendidikan nasional. “Kita tidak hanya berjuang untuk kesejahteraan anggota, tetapi juga bertanggung jawab dalam membentuk masa depan pendidikan. Konferensi ini harus menjadi forum produktif untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan melahirkan keputusan strategis,” tegas Andi Jefrianto yang juga Sekda Sinjai. Dalam arahannya, Andi Jefrianto menyampaikan lima strategi utama yang diharapkan menjadi landasan kerja pengurus PGRI Sinjai Timur ke depan, mulai dari Penguatan Manajemen Organisasi. Menurutnya, PGRI harus tampil sebagai organisasi modern dan profesional, dengan tata kelola yang transparan dan adaptif terhadap perubahan. Kemudian, Digitalisasi Layanan Organisasi, dimana kata dia, pemanfaatan teknologi dalam administrasi, komunikasi, dan pengelolaan anggota menjadi kunci efektivitas dan efisiensi kerja organisasi. Selanjutnya, Pengembangan Kompetensi Guru. Pengurus diharapkan menjadikan PGRI sebagai pusat pelatihan dan peningkatan kapasitas guru, khususnya dalam literasi digital, metodologi pembelajaran, dan kepemimpinan. Lebih lanjut Andi Jefrianto menyebutkan Advokasi Kesejahteraan dan Perlindungan Guru harus menjadi benteng perjuangan dalam memperjuangkan hak dan perlindungan guru melalui kebijakan pendidikan yang berpihak. Termasuk Memperkuat Solidaritas dan Gotong Royong. Ia menegaskan organisasi harus menjadi rumah yang hangat bagi semua guru, tanpa diskriminasi, dan menjadi ruang kolaborasi lintas latar belakang. “Jadi 5 ini menjadi strateginya teman-teman pengurus, ke depan jika 5 arah kebijakan ini kita jalankan bersama. Saya yakin PGRI Sinjai Timur akan menjadi contoh transformasi organisasi yang kuat menyongsong Indonesia emas 2045,” jelasnya. Sekadar diketahui Konfercab PGRI Kecamatan Sinjai Timur, menjadi ajang konsolidasi dan regenerasi kepengurusan, sekaligus memperkuat sinergi antara PGRI tingkat cabang, kabupaten, provinsi, hingga pusat
Wakil Bupati Sinjai Buka Turnamen Mini Soccer Antar SD, Diikuti 37 Tim

Suaraindonesiaku.com, SINJAI – Komunitas Alun-Alun Sinjai Bersatu menggelar Turnamen Mini Soccer antar Sekolah Dasar (SD) sederajat se-Kabupaten Sinjai. Kegiatan ini dipusatkan di Lapangan Alun-Alun Sinjai Bersatu dan resmi dibuka oleh Wakil Bupati Sinjai, Andi Mahyanto Mazda, Jumat (29/08/2025) sore. Pembukaan turnamen ditandai dengan tendangan perdana oleh Wakil Bupati. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi inisiatif pemuda Alun-Alun yang menghadirkan kegiatan positif bagi generasi muda. “Ini merupakan bagian dari kreativitas pemuda yang luar biasa. Turnamen ini juga bisa menjadi ajang pencarian bakat untuk anak-anak kita yang memiliki potensi, sehingga ke depan dapat dibina menjadi atlet sepak bola berprestasi. Atas nama Pemerintah Kabupaten Sinjai, saya sangat mendukung dan memberi apresiasi kepada Komunitas Alun-Alun,” ujar Andi Mahyanto. Ketua Panitia, Yusriandi mengungkapkan sebanyak 37 tim dari berbagai kecamatan di Sinjai ikut ambil bagian dalam turnamen yang berlangsung mulai 29 Agustus hingga 4 September 2025. “Antusias peserta sangat tinggi. Kehadiran tim dari seluruh kecamatan menunjukkan semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap olahraga sepak bola,” jelasnya. Pembukaan turnamen turut dihadiri sejumlah pejabat dan tokoh daerah, di antaranya perwakilan Kejaksaan Negeri Sinjai, Kepala Dinas Pendidikan Irwan Suaib, Kepala Dinas Ketahanan Pangan A. Himawan Saleh. Kemudian Camat Sinjai Utara Agus Salam bersama Forkopimcam, para Kepala SD sederajat, serta para pemain dari 37 tim.
Temui Wabup, Poltekkes Makassar Ajak Pemkab Sinjai Kolaborasi Atasi Stunting

Suaraindonesiaku.com, SINJAI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sinjai menjalin sinergi strategis dengan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Makassar untuk mengatasi masalah stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor kesehatan. Kolaborasi ini diawali dengan audiensi antara Wakil Bupati Sinjai, A. Mahyanto Mazda didampingi Kepala Dinas Kesehatan, dr. Emmy Kartahara dengan Direktur Poltekkes Kemenkes Makassar, Dr. Drs. Rusli, Apt., SpFRS, beserta jajarannya di Rumah Jabatan Wakil Bupati pada Jumat, (29/8/2025). Dalam pertemuan tersebut, Dr. Rusli menjelaskan bahwa Poltekkes Makassar memiliki komitmen kuat untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam menyelesaikan berbagai isu kesehatan. “Pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi, tapi juga sebagai langkah awal untuk mengajak Pemkab Sinjai bekerja sama dalam mengatasi kasus stunting,” ujarnya. Lebih lanjut, Dr. Rusli mengungkapkan bahwa kerja sama ini akan melibatkan dosen dan mahasiswa Poltekkes Makassar yang akan diterjunkan langsung ke desa dan kelurahan. Langkah ini bertujuan untuk membantu pemerintah setempat dalam menekan angka stunting secara langsung di lapangan. Selain fokus pada penanganan stunting, kolaborasi ini juga mencakup upaya peningkatan kualitas SDM kesehatan di Kabupaten Sinjai. Peningkatan kualitas SDM kesehatan ini diharapkan dapat memperkuat efektivitas program kesehatan yang dijalankan. Poltekkes Makassar juga menawarkan berbagai pelatihan, termasuk penanganan penyakit kusta dan TBC, yang dapat menjadi bagian dari kerja sama ini. Wakil Bupati Sinjai, A. Mahyanto Mazda, menyambut positif tawaran tersebut. Ia mengapresiasi inisiatif Poltekkes Makassar yang menunjukkan kepedulian terhadap isu stunting dan kesehatan di daerahnya. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan program-program penanganan stunting di Sinjai dapat berjalan lebih terstruktur dan didukung oleh SDM yang kompeten dari Poltekkes Kemenkes Makassar, sehingga kasus stunting di Kabupaten Sinjai bisa ditekan secara signifikan.
Relawan Ojol Sulsel Suarakan Solidaritas untuk Affan Kurniawan

Suaraindonesiaku,com.Makassar, 29 Agustus 2025 – Relawan Ojek Online Sulawesi Selatan menyampaikan kecaman keras atas insiden yang menimpa seorang pengemudi ojek online dalam aksi unjuk rasa di Jakarta, Kamis (28/8/2025). Dalam peristiwa tersebut, seorang driver bernama Affan Kurniawan dinyatakan meninggal dunia setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat. Kabar duka ini dengan cepat menyebar ke seluruh Indonesia dan menimbulkan rasa kehilangan mendalam di kalangan komunitas ojek online, termasuk di Sulawesi Selatan. Ketua Relawan Ojol Sulawesi Selatan, Mail, menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian salah satu rekan sesama pejuang jalanan tersebut. “Peristiwa ini bukan hanya duka bagi keluarga almarhum, tetapi juga duka bagi seluruh driver ojek online di Indonesia. Kami mengecam tindakan aparat yang seharusnya mengayomi, bukan justru menimbulkan korban jiwa,” ujar Mail. Sebagai bentuk solidaritas, Relawan Ojol Sulawesi Selatan berencana menggelar aksi damai di Polda Sulawesi Selatan dan Markas Brimob Pa’baeng-baeng, Makassar. Saat ini, konsolidasi tengah dilakukan bersama seluruh driver ojol di Sulawesi Selatan untuk menyatukan sikap dan langkah bersama. Relawan Ojol Sulawesi Selatan menegaskan bahwa aksi solidaritas tersebut akan dilaksanakan secara damai, dengan tujuan menuntut keadilan atas peristiwa yang menimpa almarhum Affan Kurniawan serta meminta agar aparat kepolisian melakukan evaluasi dan bertanggung jawab atas tragedi yang terjadi.